Visitor

Senin, 07 Mei 2018

Manajemen Investasi Part 3

EVALUASI KINERJA PORTOFOLIO

Portofolio adalah sekumpulan atau kombinasi dua atau lebih jenis investasi dengan tingkat risiko dan keuntungan yang berbeda beda dalam jangka waktu tertentu untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal dengan risiko yang minim.

Tujuan melakukan investasi untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal dengan risiko yang seminimal mungkin dan agar risiko investasinya tidak tinggi, diversifikasi investasi dari teori portofolio adalah salah satu caranya.

Teori portofolio menyarankan untuk berinvestasi tidak hanya pada satu jenis investasi saja. Namun beberapa jenis investasi. Baik yang sejenis ataupun tidak sejenis.

Tujuannya tentu untuk mengurangi risiko. Apabila satu investasi mengalami kerugian, maka akan ada inevstasi yang lain yang bisa menutupinya. Namun jika keputusan investasi hanya pada satu jenis investasi saja, jika investasi tersebut merugikan, maka habis sudah. Tidak ada yang tersisa, tidak ada yang bisa membackup menutupi kerugiannya.

Ada banyak instrumen investasi yang bisa dipilih dan dikombinasikan, antara lain:
  • Investasi dalam bentuk aktiva (aset) seperti membangun pabrik, ekspansi usaha, membeli properti dan lain lain.
  • Ada pula investasi yang berbentuk aset finansial seperti deposito, sekuritas yang bisa obligasi dan saham.
Khusus untuk portofolio aset sekuritas ada jasa manajemen investasi yang mengelola portofolio sekuritas secara kolektif dalam sekelompok investor (nasabah). Dan ada yang disebut dengan reksadana.

Portofolio paling tidak ada dua jenis investasi yang bisa dipilih investor. Untuk menyusun portofolio, investor bisa melakukan diversifikasi investasi (memilih beberapa jenis investasi) untuk mengurangi risiko. Risiko yang bisa tekan dari portofolio adalah risiko non sistematis.

Risiko investasi terdiri dari 2 (dua), yaitu:
  • Risiko sistematis
  • Risiko non sistematis.
Risiko sistematis (systematic risk) adalah risiko yang umumnya berasal dari luar perusahaan, bersifat makro. Berdampak pada semua perusahaan yang ada dipasar. Risiko ini cenderung lebih sulit untuk dihindari.
Contohnya risiko pasar, risiko finansial, risiko politik, risiko bunga dan risiko nilai tukar yang fluktuatif. Perubahan perubahan yang terjadi dipolitik misalnya, bisa mempengaruhi performa sebuah perusahaan. Dan itu tidak bisa dikendalikan oleh perusahaan.

Risiko non sistematis (unsystematic risk) risiko yang diakibatkan oleh perubahan yang terjadi pada mikro perusahaan tertentu. Hanya mempengaruhi perusahaan tersebut, tidak semua perusahaan bisa terdampak. Risiko non sistematis bisa diusahakan ditekan dengan portofolio.

Portofolio hanya mengurangi risiko, bukan menghilangkan risiko. Risiko tetap ada, namun bisa ditekan.
  • Semakin banyak jenis investasi yang dipilih, semakin kecil risiko investasi yang mengancam.
  • Tapi yang perlu diingat, banyaknya portofolio yang berlebih juga bisa berdampak buruk.
  • Portofolio yang gemuk atau berlebih akan menyebabkan biaya-biaya yang berlebih pula, maka keuntungan akan berkurang karena banyaknya biaya yang dikeluarkan.
  • Maka ada batasan batasan dalam menyusun portofolio investasi.
Selain itu tentu ada batasan dana yang dimiliki dalam berinvestasi diberbagai jenis investasi. Jenis investasi mana yang harus dipilih ?

Berapa proporsi dana yang akan diinvestasikan pada masing masing instrumen investasi agar bisa mendapatkan hasil yang maksimal dengan risiko yang paling kecil?

Pembentukan Portofolio
Untuk melakukan diversifikasi investasi dalam bentuk portofolio, tidak bisa langsung menanamkan investasi kebeberapa instrumen investasi yang berbeda beda.

Namun ada beberapa hal hal yang perlu dipertimbangkan terlebih dahulu agar instrumen investasi yang akan dijadikan portofolio menghasilkan return yang maksimal / tidak merugikan.

Hal hal yang perlu diperhatikan dalam pembentukan portofolio seperti:
  • Modal (Capital)
  • Tujuan (Objective)
  • Waktu
  • Profil Risiko
Penjelasan:
  • Waktu , seberapa cepat keuntungan investasi yang akan diperoleh juga turut diperhitungkan. Apakah investasi berorientasi jangka panjang atau jangka pendek.
  • Profil Risiko, berkaitan dengan karakter investor. Pemilihan portofolio biasanya menyesuaikan degan preferensi profil dari investor. Secara umum, setidaknya ada 3 jenis karakter investor dalam berinvestasi. Ada tipe investor konservatif, moderat dan agresif.
Investor konservatif umumnya akan memilih instrumen investasi yang secara fundamental kondisinya bagus. Cenderung main aman dengan menghidar dari risiko. Tidak terlalu menyukai kondisi yang fluktuatif. Tipe konservatif umumnya akan berinvestasi dalam instrumen investasi yang memiliki pengembalian jangka panjang.

Investor moderat adalah investor yang mempunyai toleransi terhadap risiko yang lebih tinggi asalkan keuntungan yang diperoleh sepadan dengan risikonya. Tipe moderat cenderung mengambil risiko investasi yang sedang.

Sedangkan investor tipe agresif lebih suka tantangan. Cenderung aktif berspekulasi tentang investasi yang berisiko tinggi.

Dengan mengetahui karakter investor, maka portofolio yang dibangun akan berorientasi pada kepentingan investor itu sendiri. Sesuai dengan yang dikehendaki.

Apapun jenis investasi yang dipilih, setidaknya harus dilakukan dengan hati-hati dan lakukan evaluasi terhadap kinerja portofolio yang dijalankan, Setidaknya mengevaluasi kinerja portofolio.

Manfaat evaluasi kinerja porofolio:
  • Apakah portofolio yang dimiliki telah sesuai dengan apa yang diharapkan atau tidak.
  • Untuk bisa mengetahui instrumen investasi mana dalam portofolio yang miliki kinerja baik atau tidak.
  • Merevisi investasi dalam portofolio yang kurang menguntungkan.
Hal yang paling utama untuk evaluasi kinerja portofolio adalah RESIKO & RETURN.
  • Mengevaluasi apakah keuntungan yang diperoleh dari portofolio sesuai dengan risiko yang ada ?
  • Apakah keuntungan portofolio melebihi portofolio lainnya yang dijadikan patokan (benchmark) ?
Perlu diperhatikan dalam Evaluasi Kinerja Portofolio:
  • Melakukan perbandingan dengan portofolio lain dengan yang lain, dipergunakan sebagai patokan mana yang BAGUS / TIDAK BAGUS.
  • Apakah portofolio yang dimiliki menghasilkan keuntungan yang paling lebih tinggi atau lebih rendah dari portofolio investasi kita.
  • Karena portofolio yang dijalankan terdiri dari beberapa jenis investasi, ada yang bagus dan ada yang tidak bagus, evaluasi dan cari instrumen investasi yang memiliki kinerja yang kurang memuaskan untuk mengetahui apa penyebabnya.
  • Jika hasilnya ternyata tidak memuaskan, portofolio sebaiknya harus dirombak. Terlebih pada instrumen investasi yang “TIDAK BAGUS" diantara investasi yang “BAGUS”.
Dalam mengevaluasi kinerja portofolio, terdapat beberapa faktor yang perlu diperhatikan, diantaranya:
  • Tingkat risiko dan return
  • Periode waktu
  • Penggunaan benchmark (tolak ukur)
  • Tujuan investasi
Tingkat Risiko dan Return
  • Semakin tinggi risiko, maka semakin juga tingkat keuntungan investasi yang diharapkan. Dalam mengevaluasi portofolio, apakah keuntungan yang diperoleh cukup memadai untuk bisa menutup risiko yang harus ditanggung.
  • Jangan sampai terjadi high risk, low return. Mendapatan keuntungan yang sedikit dari risiko yang investasi yang tinggi.
Periode Waktu
  • Periode pengembalian / return portofolio perlu diperhatikan. Misalkan dalam sebuah portofolio terdapat investasi saham A dan saham B. Sama sama menghasilkan return sebesar 10%. Saham A hanya memerukan waktu 5 tahun untuk menghasilkan keuntungan 10 % tersebut, Namun saham B perlu 7 tahun untuk return yang sama.
  • Saham B layak untuk dievaluasi, untuk dirombak bahkan dilepas digantikan dengan investasi yang lain.
Pengguanaan Benchmark
  • Ketika portofolio sudah dihitung risiko dan return-nya. Dan ketika hasilnya positif, misalkan portofolio secara umum menghasilkan return 10 %. Jangan berpuas dulu. Mengapa ?
  • Coba dibandingkan dulu dengan portofolio yang lain. Apakah return 10 % persen itu sudah besar? sudah normal? Belum tentu. Menentukan besar kecilnya harus ada tolok ukurnya. Harus ada benchamrknya yang dijadikan patokan. Benchmarknya yaitu portofolio yang lain.
  • Jika rata rata portofolio yang lain bisa menghasilkan return portofolio hingga 15 %. Maka portofolio yang hanya menghasilkan return % 10 persen tersebut perlu dievaluasi lagi. Perlu dirombak lagi. Investasi mana yang harus ditinggalkan dan investasi yang mana yang harus dipertahankan dalam portofolio.
Tujuan Investasi
  • Tujuan investai yang berbeda akan berpengaruh pada kinerja portofolio investasi yang dimiliki. Portofolio yang berorientasi pertumbuhan jangka panjang akan berbeda dengan yang berorientasi jangka pendek. Return portofolio yang kecil belum tentu buruk, tergantung pada tujuan investasi.
  • Misalnya, ketika dalam portofolio terdapat saham PT A. PT memutuskan untuk tidak membagikan dividen, laba yang ada akan dijadikan modal tambahan untuk ekspansi perusahaan. Ada kemungkinan saham PT A yang tidak membagikan dividen tersebut sahamnya dipasar modal akan semakin rendah. Bagi investor yang berorientasi return jangka pendek, itu bisa disebut dengan kerugian dan melepas saham PT A.
  • Namun bagi investor yang tujuan investasinya berorientasi jangka panjang, belum tentu merugikan. Justru akan menguntungkan karena kedepannya perusahaan tersebut akan lebih berkembang dengan tidak membagikan dividen. Tidak melihat penurunan harga saham sebagai sesuatu yang buruk dimasa depan.
Obligasi adalah istilah dalam pasar modal untuk menyebut surat pernyataan utang penerbit obligasi terhadap pemegang obligasi. Ringkasnya, penerbit obligasi adalah pihak yang berutang dan pemegang obligasi adalah pihak yang berpiutang. Dalam obligasi, dituliskan jatuh tempo pembayaran utang beserta bunganya (kupon) yang menjadi kewajiban penerbit obligasi terhadap pemegang obligasi. Jangka waktu obligasi yang berlaku di Indonesia umum.

Jenis obligasi tersebut, di antaranya:
  • Corporate Bonds Jenis obligasi yang diterbitkan perusahaan, baik Pemerintah (BUMN) maupun swasta. Sebagai contoh, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) menerbitkan obligasi senilai Rp2 triliun pada tahun 2014 yang berjangka lima tahun.
  • Government Bonds Jenis obligasi yang diterbitkan Pemerintah. Di Indonesia obligasi jenis ini pertama kali diterbitkan pada Agustus 2006. Seperti yang sudah diterangkan sebelumnya, peminat obligasi ini cenderung meningkat tiap tahunnya. Obligasi yang diberi nama Obligasi Negara Ritel (ORI) diterbitkan satu seri setiap tahun.
  • Municipal Bonds Jenis obligasi yang diterbitkan Pemerintah Daerah dengan tujuan untuk membiayai pembangunan yang berhubungan kepentingan publik.
Keuntungan untuk para pemegang Obligasi:
  • Memperoleh kupon (bunga) yang terbagi atas tiga jenis, yaitu kupon tetap (fixed coupon) dan kupon mengambang (floating/variable coupon). Walaupun demikian, ada obligasi yang tak memberlakukan kupon (zero coupon bond). Imbal balik (yield) obligasi yang didapat bisa besar tergantung dari jangka waktu obligasi. Makin lama, makin besar keuntungannya.
  • Keuntungan yang diperoleh dari selisih harga obligasi (dalam persentase) setelah diperdagangkan. Misalnya, harga awal obligasi 100% (disebut harga pari). Ketika hendak dijual, harganya ternyata naik menjadi 115%. Jadi, kalau Anda menjualnya, keuntungan yang didapat 15% (istilahnya capital gain 15%).
  • Aman karena pembayaran kupon dan pokok dijamin UU No. 24 Tahun 2002/UU No. 19 Tahun 2008.
  • Kupon/bunga obligasi lebih tinggi dibandingkan bunga deposito.
  • Mudah untuk diperdagangkan di Pasar Sekunder yang diatur mekanisme Bursa Efek Indonesia (BEI) atau transaksi di luar bursa.
  • Bisa dijaminkan sebagai agunan.
Kekurangan dari Obligasi:
  • Penerbit obligasi berisiko gagal bayar dan konsekuensinya investor tak cuma tidak memperoleh untung, tetapi tak mendapatkan kembali seluruh pokok utang. Untungnya, kekurangan ini tak berlaku pada obligasi negara yang terlindungi undang-undang.
  • Rentan terhadap perubahan suku bunga, ekonomi, dan kondisi politik yang tidak stabil. Perubahan-perubahan tersebut berdampak pada pasar keuangan.
  • Menjual obligasi sebelum jatuh tempo di Pasar Sekunder menimbulkan kerugian bagi investor. Sebab harga jualnya lebih rendah dari harga belinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar